:)

Pages

Sunday 24 January 2010

Boros Pangkal Melarat “Pemborosan Uang Negara”

Memang betul banyak fakta terbukti bahwa negara miskin memiliki tingkat konsumsi yang tinggi. Banyak uang yang keluar untuk memenuhi kebutuhan yang sangat mendasar. Tapi bagaimana bila uang yang keluar digunakan untuk sesuatu yang mewah, wah wah wah... bahkan ini dilakukan oleh wakil kita di parlemen yang terhormat, sungguh pemborosan yang terlalu. Kita cari buktinya ok!!!!

1. Pembelian Mobil Dinas Toyota Crown Royal Saloon

Gorengan anget.... hahahhaha alias beritanya masih anget, kaya ee’ ayam, weittzzz. Belum lama ini uang negara terkuras untuk pembelian sebuah mobil dinas sedan mewah Toyota Crown Royal Saloon. Mobil yang dibeli ada 79 buah dengan harga per unit 810 juta, belum lagi pajak yang aduhai fantastisnya. Total uang untuk pembelian satu unit becak ini mencapai 1,3 miliar. Anjrit banyak banget!!!!! Itu semua duit men, ga ada daunnya dan kertas buram. Mobil ini memang dilengkapi fasilitas yang sangat mewah dan mutakhir.

Walaupun memang ada dalam Peraturan Menkeu yang menyebutkan standar biaya tertinggi pengadaan mobil dinas pejabat adalah 400 juta rupiah per unit, pada APBN 2009 pemerintah mencantum angka 810 juta rupiah per unit. Tetapi faktanya harganya lebih dari itu. Karena belum termasuk pajak yang aduhai besarnya. Menteri Keuangan mengajukan permohonan dana lagi untuk menutupi pajak yang mencapai 50%.

2. Penunjukan Wakil Menteri

Untuk membantu para menteri dalam menjalankan tugasnya, maka presiden menunjuk seorang wakil menteri. Dulu wakil menteri memang sudah ada untuk Menteri Luar Negeri dan Menteri Keuangan, karena memang aktivitasnya yang sangat tinggi. Menlu sering berkeliling dunia (ga papalah sambil jalan-jalan, biar ga stress mikirin negara) dan Menkeu yang harus bolak-balik ke gedung DPR untuk bahas duit kita disana.

Ini merupakan pemborosan bila penujukkan wakil menteri ditujukan untuk departemen yang memang tidak memerlukkan wakil menteri. Tetapi semoga saja adanya penunjukkan ini diimbangi dengan hasil yang seimbang.

3. Pemberian Laptop

Ternyata anggota DPR kita tidak mau kalah saing sama cover boy Si Tukul Arwana yang fenomenal dengan komputer jinjingnya. Untuk pengadaan 550 laptop bagi seluruh anggota DPR dibutuhkan dana sekitar Rp 12,1 miliar dengan asumsi harga per unit Rp 21 juta. Sedangkan untuk 128 anggota DPD, menurut Sekjen DPD Siti Nurbaya Bakar, perlu dana Rp 2,5 miliar dengan perkiraan harga per laptop Rp 19,5 juta.

Hal ini merupakan pemborosan uang negara yang kurang efektif. Padahal seorang anggota DPR sudah didampingi staf ahli dan komputer di ruang kerjanya. Masa iya, seorang anggota tidak mau merelakan sedikit laptop pribadinya yang bisa digunakan untuk menunjang kinerjanya sendiri. Kalau Cuma untuk ngetik saja tidak usah memerlukkan laptop dengan spesifikasi yang tinggi, yang belum tentu semua anggota DPR dapat mengoperasikannya. WELEHH!!!!

4. Renovasi Rumah DPR

Lagi-lagi uang negara diploroti untuk mega proyek renovasi rumah DPR kalibata, Jakarta Selatan yang bernilai ratusan miliar rupiah. Adanya indikasi penghabisan uang negara ini pada akhir masa jabatan.


Tidak salah memang adanya renovasi tersebut mengingat rumah yang kurang layak lagi, mungkin karena udah tua juga. Tetapi bisa dilihat juga implikasi dari renovasi rumah itu. Adanya pembagian uang untuk alasan sewa rumah yang kini mencapai 15 juta per bulan, atau dalam setahun mencapai 180 juta rupiah. Padahal unutk menyewa apartemen yang sudah t.o.p b.g.t hanya sekitar 7 jutaan saja. Belum lagi tidak semua anggota DPR menempati rumah dinas tersebut. Ada rumah yang ditempati oleh sanak keluarga anggota DPR. Ga sekalian dijadiin kos aja ya????? Hahahha asu tenan!!!!!

5. Studi Banding Pejabat

Studi banding yang dilakukan para pejabat pengadilan ke luar negeri sebagai pemborosan uang negara. Dari catatan ICW, sepanjang tahun 2009, sudah 117 pejabat pengadilan yang melakukan studi banding ke luar negeri. Menurut Wakil Koordinator ICW Emerson Yuntho, biaya senilai US $ 600.000 atau setara dengan Rp 6 miliar dengan kurs $ 1 dolar sama dengan Rp 10 ribu bisa dihemat jika mengirim dua orang saja dari 12 negara tujuan. Sayangnya ini semua tidak sebanding dengan kinerja yang dihasilkan, masih dibawah dari rencana.

Lihat betapa malangnya rakyat indonesia yang mayoritas dibawah garis kemiskinan. Rakyat kecewa yang sudah memilih wakilnya di parlemen ternyata seperti itu. Tidak sebanding dengan yang diharapkan. Adanya penghematan uang negara tentu akan memberi jalan rakyat untuk bangkit dari lobang kemiskinan. Semoga negara kita menjadi negara yang bukan bermental pengemis, dan tentunya menjadi negara ROCK!!!!

0 komentar:

Post a Comment

thanks hero..